Kamis, 12 Februari 2015

Dan kau hadir...

12 Februari 2015, ditemani rintik-rintik hujan kecil, sebuah lagu romantis dari drama korea (OST BBF-Something happened to my heart), serta sebuah drama korea di sebuah stasiun TV swasta, aku coba mengingat kembali masa-masa pertemuan kita. Semula berawal dari .....


Minggu pagi, 30 Juni 2013 yang tak pernah ku sangka. Lama setelah kita berpisah, semenjak kelulusan SMA kita tak pernah komunikasi kembali. Ya, kita disibukkan oleh aktifitas kuliah kita masing-masing. Moment pertemuan pun datang, ketika undangan teman untuk mengadakan reuni dengan kawan seperjuangan dimasa putih abu-abu dulu. 7 Juni 2013, awal pertemuan kita kembali. Entah mengapa setelah hari itu, hatiku tak tenang. Tangan ini sungguh gatal ini berbincang denganmu melalui pesan singkat seluler.

                                                                 - Reunian Kita-

 Beberapa hari kemudian, ku beranikan diri menghubungimu terlebih dahulu. Wooww, responmu tak mengecewakan hatiku. Rasanya seperti menang undian ketika melihat namamu muncul di layar ponsel dengan sebuah gambar pesan disampingnya. Kau tahu, seperti apa ekspresi wajahku ketika akhirnya kita dapat berkomunikasi? senyum-senyum kecil yang nampak raut wajah ini. Beberapa kali mencoba mengenal lawan jenis, selalu tak berujung dengan apa yang aku harapkan. Namun ketika ku beranikan diri mengenalmu, aku tak menyangka kita dapat melalui hari-hari bersama hingga detik ini, dan semoga sampai akhir hayat kita.

1 Juli 2013, Hari senin yang penuh dengan warna merah muda, jika boleh aku meminta pada Allah SWT, akan aku ganti semua warna di dunia ini dengan warna itu. Sore hari di pusat kota Semarang kita bertemu. Aku masih ingat, kau mengenakan kemeja putih dengan motif garis vertikal dan kau gulung lengan kemeja panjang itu sampai ke siku lengan. Kau ingat tidak apa yang aku kenakan pada saat itu? aahhh, aku meragukan ingatanmu,sayaang :P. Kau menyanyikan sebuah lagu dari band Club80's dan beberapa kata terucap dari bibirmu, " Tangan kiriku kosong karna aku tak dapat menjanjikan sesuatu yang manis saja saat kita bersama, mungkin ada kalanya sesuatu yang pahit akan datang disaat kebersamaan kita nanti, setidaknya kita dapat melaluinya bersama. Bukan seperti coklat yang ada di tangan kananku, yang pasti kau tau rasa coklat pastilah manis." - kalimat itu yang selalu ku ingat ketika aku mencoba mengulang memori dimana kita berjanji menjalani kehidupan ini bersama-sama, membangun kepercayaan, belajar menghargai, melindungi, serta belajar mencintai dan menyayangi satu sama lain sebelum kita memutuskan untuk membangun sebuah keluarga nantinya.

Kini kita sudah memasuki tahun ke-2 dimana kita sedang belajar semua itu. Seiring berjalannya waktu yang kita lalui, semakin jelas pula perbedaan antara kita. Sering adu mulut pun tak terhindarkan, namun sikapmu yang nantinya akan menjadi pemimpin di keluarga kita membuat adu mulut itu bukan sesuatu yang menjadikan kita acuh satu sama lainnya. Malah membuat kita semakin mengerti satu sama lainnya. Sebuah bumbu penyempurna rasa dalam sebuah hubungan antara pria dan wanita, itu sudut pandangku untuk perbedaan diantara kita. Semarah apapun aku di dalam pesan atau telefon, tapi ketika berjumpa denganmu membuat semua amarah itu seketika hilang. Aku sungguh bahagia dan lebih mantap memilihmu sebagai lelakiku penganti ayahku kelak.

Disaat aku terpuruk, kau tak pernah meninggalkanku. Selalu kau siapkan bahumu untukku bersandar, selalu menghibur hatiku dan membuat sebingkai senyum manis ini muncul menghias wajahku. Selalu saja gagal setiap kali ingin marah di hadapmu, bagaimana tidak wajah sedihmu membuatku tak kuasa untuk terus marah. Terlalu disayangkan jika wajah setampan itu melukiskan raut kesedihan. Kau tipe orang yang terstruktur dan terlalu panjang berfikir untuk mengambil kesimpulan, jadi semua yang kau lakukan dapat ditebak. Namun ketika mengingat kembali 2 tahun yang lalu, sesuatu yang bukan dirimu muncul, tak lama berfikir untuk memutuskan untuk memilih diriku sebagai calon pasanganmu.

Semoga kita dapat bersama-sama hingga kakek-nenek kelak. Mewujudkan mimpi kita membina sebuah keluarga yang bahagia. Mewujudkan kehadiran yang nyata Abbrisam Bilal Anggriawan dan Saffeea Shihan Anggriawan di dunia ini. Amin.


Semarang, 12 Februari 2015